Photobucket
▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲▼▲

Selasa, 20 Desember 2011

Anak Muda Tak Lagi Memilih Seni Tradisional

Sudah bukan sebuah rahasia lagi generasi muda sekarang melupakan kesenian tradisional. Masuknya budaya dari luar merupakan salah satu faktor terbesar yang menyebabkan mereka enggan untuk memilih kesenian tradisional. Melalui berbagai macam media seperti televisi dan majalah, budaya-budaya yang bukan merupakan budaya asli Indonesia masuk dengan mudah, sehingga mempengaruhi lunturnya apresiasi terhadap kesenian tradisional.
   
Saat ini, selalu ada saja alasan mengapa mereka tak mau lagi melirik kesenian tradisional. Mereka selalu mengatakan kesenian tradisional itu kuno dan terkesan kolot. Tidak banyak generasi muda yang mengenal kesenian tradisional seperti gamelan, wayang kulit, karawitan, maupun tarian tradisional. Mereka lebih memilih untuk menonton dan mempelajari budaya lain yang berasal dari luar dan entah berasal darimana, seperti musik hip hop atau breakdance. Tetapi tidak menutup kemungkinan apa yang mereka pelajari memiliki dampak positif, asalkan budaya tradisional tidak dilupakan.


Di masa sekarang maupun di masa mendatang, bukan lagi pemerintah yang bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi budaya tradisional yang luhur, akan tetapi masyarakat sendiri yang menentukan bertahan, berkembang, bahkan musnahnya kesenian tradisional tersebut. Terlebih lagi saat ini, budaya barat merupakan konsumsi setiap hari generasi muda. Akibatnya, kesenian dan budaya sendiri dianggap tidak nge-trenang dan akhirnya mereka enggan untuk mempelajarinya.

Hal ini dibuktikan oleh semakin menurunnya minat generasi muda mempelajari kesenian budaya tradisional, khususnya di Jawa. Generasi muda lebih memilih menonton konser musik yang dibintangi musisi luar negeri ketimbang menonton pagelaran wayang kulit.

Lebih memalukan lagi, saat ini banyak orang luar negeri yang lebih tertarik mempelajari kebudayaan Indonesia dibanding generasi muda Indonesia. Contohnya, di Amerika terdapat paguyuban gamelan yang diikuti oleh orang asli Amerika sendiri. Sedangkan, Indonesia sebagai pemilik kebudayaan, malah tidak melirik sedikitpun harta yang dimilikinya.

Sungguh ironis memang melihat situasi seperti ini. Ini merupakan permasalahan yang besar bagi bangsa Indonesia, hingga akhirnya suatu saat kesenian asli Indonesia direbut oleh bangsa lain. Jangan biarkan hal ini terjadi!

Kita sebagai generasi penerus bangsa, ayo kita jaga dan lestarikan kebudayaan Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar